Candi Borobudur adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Letaknya berada di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Borobudur layak disebut keajaiban dunia karena dari bangunan fisik yang begitu megah hingga sejarah pembuatan dan penemuannya. Selain bangunan fisik dan sejarah pembuatan, makna dari relief Candi Borobudur layak dicermati.
Tidak banyak wisatawan yang paham akan cerita dari relief Candi Borobudur. Sebab, ketika mereka berkunjung hanya ingin mengabadikan kemegahan Candi Borobudur. Padahal, dari tingkat bawah hingga tingkat atas, seluruh cerita yang terkandung dalam relief Candi Borobudur sarat makna.
Oleh karena itu, jika kamu ingin mengunjungi Candi Borobudur, kamu juga perlu tahu bagaimana cerita dari relief tersebut. Ini akan menambah wawasan sejarahmu sekaligus bisa menjadi oleh-oleh berupa pengetahuan budaya.
Sebelum masuk ke relief Candi Borobudur, ada baiknya kamu juga perlu tahu ada berapa tingkatan Candi Borobudur.
3 Tingkatan Candi Borobudur
1. Kamadhatu
Ini adalah bagian paling bawah di Candi Borobudur. Penyebutan Kamadhatu menggambarkan kehidupan manusia yang penuh nafsu, diliputi keburukan, dan menimbun dosa. Sebagian besar bagian ini berupa tumpukan batu. Diduga tumpukan tersebut untuk memperkuat konstruksi candi.
2. Rupadhatu
Rupadhatu merupakan bagian tengah dari Candi Borobudur. Terdiri dari undakan berbentuk persegi dengan hiasan dinding berupa relief. Makna dari Rupadhatu adalah kehidupan manusia yang sedikitnya terbebas dari nafsu. Meskipun begitu, masih ada hal-hal yang berupa duniawi.
3. Arupadhatu
Sedangkan Arupadhatu merupakan bagian paling atas. Perbedaannya dengan kedua tingkatan sebelumnya, dindingnya tidak dihiasi relief. Terdiri dari tiga plataran dengan stupa yang paling besar berada di atas. Makna dari Arupadhatu adalah tingkat spiritualitas tertinggi karena telah meninggalkan kehidupan duniawi.
Setelah mengetahui tingkatan Candi Borobudur, berikutnya kamu akan mengetahui makna dari relief Candi Borobudur.
Cerita dari Relief Candi Borobudur
1. Karmawibhangga
Karmawibhangga berada di bagian paling bawah. Relief ini menjadi satu kesatuan dengan Kamadhatu. Sehingga, gambaran yang disajikan adalah kehidupan buruk yang dilakukan manusia. Terdiri dari 160 panel, cerita yang disajikan dari relief tersebut merupakan ulasan sebab-akibat.
Ada siksaan api neraka karena perilaku manusia yang menyakiti binatang. Kemudian, ada perilaku manusia yang suka berziarah ke tempat suci mendapatkan kenikmatan surgawi. Cerita-cerita tersebut juga memiliki makna kehidupan lahir-hidup-mati. Kehidupan Buddha tidak akan berakhir hingga sampai kesempurnaan.
2. Lalitavistara
Kelahiran Siddharta adalah inti dari Lalitawistara. Siddharta dianggap sebagai inkarnasi terakhir dari Bodhisatva. Saat turun ke Bumi, Bodhisattva berbentuk gajah dengan enam gading. Peristiwa ini direkam dalam mimpi dengan baik oleh Ratu Maya. Ia bermimpi bahwa akan lahir seorang putra yang kelak menjadi Buddha.
Ketika hendak melahirkan, Ratu Maya beranjak ke Taman Lumbini yang terletak di luar Negeri Kapilavastu. Kemudian, ia berdiri di bawah pohon plaksa, tangan kanan yang memegang satu cabang pohon. Di saat itulah lahir Siddharta. Cerita dari relief Candi Borobudur yang ini berakhir di sini.
3. Jataka dan Adawana
Ada dua cerita di dalam relief Candi Borobudur yang ini. Pertama, dari Jataka yang bercerita tentang kehidupan Buddha sebelum hadirnya Siddharta. Ia bertransformasi sebagai manusia atau hewan dan menceritakan hiruk pikuk kehidupan. Dari situ terletak perbedaan antara Buddha dengan makhluk lainnya.
Sedangkan Awadana, ceritanya berhubungan dengan orang-orang legendaris di zaman Buddha. Baik Awadana maupun Jataka, ceritanya berada dalam deretan yang sama.
4. Gandavyuha
Cerita ini adalah pengembaraan dari Sudhana akan kebijaksanaan sejati. Ceritanya berada dalam 460 panel. Cerita tentang Sudhana muncul di panel ke-16. Sedangkan sebelumnya adalah cerita semedi Buddha di Taman Jeta di Sarasvati.
Ketika masa pengembaraan, Sudhana menemui setidaknya 30 guru. Di antaranya Manjusri, Biksu Megasri, Supratisthita, Tabib Megha, bankir Muktaka, Biksu Saradhvaja, Upasika Asa, Bhismottaranirghosa, dan Brahmana Jayosmayatna.
Kemudian berlanjut ke Putri Maitrayani, Bhikkhu Sudarsana, Indriyesvara, Upasika Prabhuta, Bankir Ratnachuda, Raja Anala, Dewa Siva Mahadeva. Edisi pengembaraan berlanjut ke Ratu Maya, Bodhisattva Maitreya dan terakhir kembali ke Manjusri.
Itulah tingkatan dan cerita dari relief Candi Borobudur yang perlu kamu ketahui. Dari penjelasan artikel ini setidaknya kamu memiliki gambaran mengenai makna relief Candi Borobudur. Ada cerita di dalamnya. Ada fakta-fakta yang tidak kamu jumpai di candi-candi di daerah lainnya. Ini yang perlu kamu pahami.
Selain kamu bisa mengetahui apa yang menarik dari sejarah Candi Borobudur, kamu juga bisa mengabadikan momen pemandangan dan suasana candi saat mengunjunginya melalui gawai atau kamera.
Telusuri di Indonesia Travel untuk mengetahui apa saja pesona alam maupun budaya di Indonesia lainnya dan bersiaplah untuk terkesima.